Batik Geblek Renteng Warisan Budaya Kulon Progo
Batik Geblek Renteng Warisan Budaya Kulon Progo

Batik Geblek Renteng Warisan Budaya Kulon Progo

Batik Geblek Renteng Warisan Budaya Kulon Progo

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Batik Geblek Renteng Warisan Budaya Kulon Progo
Batik Geblek Renteng Warisan Budaya Kulon Progo

Batik Geblek Renteng Lahir Dari Inovasi Ales Candra Wibawa Yang Berhasil Memenangkan Lomba Desain Batik Khas Kulon Progo Pada Tahun 2012. Desain motif ini terinspirasi oleh makanan tradisional ‘geblek’, yang memiliki bentuk angka delapan. Yang melambangkan jumlah desa dan kelurahan yang ada di Kulon Progo, yang berjumlah 88. Kata ‘renteng’ mengandung arti saling berkait, yang menggambarkan hubungan erat antarwarga Kulon Progo. Batik ini kemudian menjadi simbol identitas budaya Kulon Progo, yang resmi di kenalkan pada 6 Mei 2012. Sejak di resmikan Batik Geblek Renteng menjadi simbol kebanggaan yang di gunakan oleh pelajar dan aparatur sipil negara (ASN) di Kabupaten Kulon Progo.

Motif ini bukan sekadar desain kain, tetapi juga membawa filosofi yang mendalam tentang kerja keras, kebersamaan. Serta harapan untuk masa depan yang lebih baik. Batik ini menjadi penanda semangat kolektif masyarakat Kulon Progo yang saling bergotong royong dan menjaga nilai-nilai kearifan lokal. Namun, keputusan kontroversial di ambil oleh Bupati Kulon Progo Agung Setyawan untuk menghapus Batik Geblek Renteng sebagai motif resmi seragam daerah. Penghapusan ini di lakukan atas perintah langsung dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Yang menilai bahwa motif ini terlalu di kaitkan dengan masa kepemimpinan Bupati Hasto Wardoyo sebelumnya.

Selain itu motif Geblek Renteng di anggap tidak menggambarkan budaya Yogyakarta secara keseluruhan. Sehingga di gantikan dengan motif Gunungan Pare Anom yang lebih mencerminkan budaya Ngayogyakarta. Keputusan untuk menghapus Batik Geblek Renteng ini menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat Kulon Progo. Selain itu banyak yang merasa bahwa penggantian motif ini dapat menghapus simbol budaya yang telah mengakar dalam kehidupan mereka. Bagi sebagian orang, Batik Geblek Renteng tidak hanya menjadi identitas daerah. Tetapi juga simbol kebersamaan dan semangat kolektif yang telah terjalin selama bertahun-tahun.

Asal-Usul Batik Geblek Renteng

Berikut ini kami akan membahas tentang Asal-Usul Batik Geblek Renteng. Motif Geblek Renteng di ciptakan oleh Ales Candra Wibawa, seorang siswa SMA Negeri 1 Wates. Yang memenangkan lomba desain batik khas Kulon Progo pada tahun 2012. Desain ini terinspirasi oleh makanan tradisional Kulon Progo, yaitu geblek, yang memiliki bentuk angka delapan. Bentuk angka delapan ini bukan hanya menggambarkan makanan, tetapi juga menjadi simbol penting bagi wilayah tersebut. Jumlah desa dan kelurahan yang ada di Kulon Progo, yakni 88, di wakili dalam bentuk motif ini, memberikan makna yang mendalam bagi masyarakat.

Kata “renteng” yang di gunakan dalam nama motif ini berasal dari bahasa Jawa, yang berarti “saling berkait.” Hal ini menggambarkan hubungan erat antara satu individu dengan individu lainnya dalam masyarakat Kulon Progo. Selain itu renteng menggambarkan semangat kebersamaan dan kerja sama, yang telah menjadi nilai tradisional yang di wariskan turun-temurun di daerah ini. Motif ini tidak hanya melambangkan ikatan antarwarga, tetapi juga menekankan pentingnya solidaritas dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

Sejak peresmiannya pada 6 Mei 2012, Batik Geblek Renteng telah menjadi simbol kebanggaan masyarakat Kulon Progo. Motif ini di gunakan sebagai identitas resmi daerah, terutama pada seragam pelajar dan pegawai negeri sipil. Keberadaan Batik Geblek Renteng menjadi simbol keberagaman yang bersatu dalam satu kesatuan yang kokoh. Mencerminkan semangat gotong royong dan harapan akan masa depan yang lebih baik. Dengan filosofi yang mendalam, motif ini tetap menjadi bagian penting dalam budaya Kulon Progo meski ada kontroversi terkait penghapusannya baru-baru ini.

Makna Filosofis Yang Mendalam

Batik Geblek Renteng bukan hanya sebuah karya seni yang menarik secara visual, tetapi juga memiliki Makna Filosofis Yang Mendalam. Motif angka delapan yang berulang pada desain ini mencerminkan siklus kehidupan yang berkelanjutan, menggambarkan pentingnya usaha, perjuangan, dan ketahanan masyarakat Kulon Progo dalam menghadapi berbagai tantangan. Angka delapan, dengan bentuknya yang melingkar, juga melambangkan keseimbangan dan kontinuitas. Menunjukkan bagaimana setiap generasi saling terhubung dan bergantung satu sama lain dalam menjaga tradisi dan nilai-nilai bersama. Selain itu desain Batik Geblek Renteng juga mengandung simbol-simbol lain yang kaya makna, seperti bunga kuncup dan buah manggis.

Bunga kuncup menggambarkan harapan akan masa depan yang lebih cerah dan berkembang, sedangkan buah manggis melambangkan kekayaan alam yang melimpah di Kulon Progo. Kedua simbol ini mencerminkan potensi daerah yang terus berkembang, baik dalam aspek ekonomi maupun budaya, yang tidak hanya bergantung pada kekayaan alam. Tetapi juga pada semangat kerja keras dan kebersamaan masyarakatnya. Makna filosofis yang mendalam dalam Batik motif ini memberikan dimensi lebih pada keindahannya. Setiap elemen dalam desain ini mengajak kita untuk merenung tentang pentingnya kerja keras, kebersamaan dan harapan yang selalu tumbuh meskipun tantangan kehidupan terus berubah.

Batik ini menjadi simbol hidupnya tradisi Kulon Progo, yang tak hanya mewariskan keindahan, tetapi juga nilai-nilai luhur yang menjadi dasar kuat masyarakatnya. Batik motif ini juga menjadi alat pemersatu bagi masyarakat Kulon Progo. Dengan nilai-nilai yang terkandung dalam desainnya, batik ini mengajarkan tentang pentingnya menjaga hubungan yang erat antarwarga, serta menghargai setiap aspek kehidupan. Baik yang besar maupun kecil. Meski kini motif tersebut di hapuskan dari seragam resmi, esensi yang terkandung dalam Batik motif ini tetap hidup dalam jiwa masyarakat. Memperkuat semangat kolektif untuk terus berkembang dan menjaga kebersamaan.

Identitas Budaya Yang Kuat

Batik Geblek Renteng telah menjadi simbol yang kuat bagi Kulon Progo, tidak hanya sebagai motif estetis, tetapi juga sebagai Identitas Budaya Yang Kuat. Sejak di resmikan, batik ini di gunakan sebagai seragam oleh pelajar dan aparatur sipil negara (ASN). Yang menunjukkan bagaimana budaya lokal dapat di integrasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu dengan menggunakan Batik motif ini, masyarakat Kulon Progo menunjukkan kebanggaan mereka terhadap tradisi dan warisan leluhur yang telah ada sepanjang sejarah daerah tersebut. Penggunaan motif ini dalam seragam resmi membantu melestarikan dan memperkenalkan budaya Kulon Progo kepada generasi muda. Sekaligus memperkuat keterikatan emosional dengan warisan budaya lokal.

Melalui penerapan Batik Geblek Renteng, nilai-nilai budaya yang terkandung dalam motifnya dapat terus di pelihara, terutama dalam lingkungan pendidikan dan pemerintahan. Meskipun perubahan pada kebijakan dapat menghapus penggunaannya dari seragam resmi. Makna yang terkandung dalam Batik motif ini tetap hidup dan mengakar dalam masyarakat Kulon Progo. Selain itu menjadi simbol yang tetap hidup dalam hati masyarakat Kulon Progo, meskipun ada perubahan kebijakan. Melalui penggunaan batik ini, masyarakat tidak hanya mengenal warisan budaya mereka. Tetapi juga merasakan kebanggaan atas identitas yang telah di wariskan. Batik motif ini meskipun mungkin mengalami perubahan pada status resmi. Tetap menjadi bagian dari identitas dan jati diri Kulon Progo yang tak ternilai harganya. Maka inilah pembahasan tentang Batik Geblek Renteng.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait